
Judul Buku : Remember When
Penulis : Winna Efendi
Editor : Samira & Gita Ramadhona
Penerbit : GagasMedia
Cetakan pertama : 2011; kedelapan: 2012
Tebal : 252, paperback
Penulis : Winna Efendi
Editor : Samira & Gita Ramadhona
Penerbit : GagasMedia
Cetakan pertama : 2011; kedelapan: 2012
Tebal : 252, paperback
Taruhan itu tiba-tiba terlontar dari bibir Adrian. Taruhan
tentang mengakui perasaan. Bukan hanya Adrian, seantero sekolah sepertinya tahu
kalau Moses sudah jatuh hati pada saingannya dalam merebut gelar sebagai siswa
teladan. Gadis itu bernama Freya, Freya yang selalu menunduk, Freya yang selalu
menata poninya nyaris menutupi mata. Namun, Freya yang seperti itu adalah yang
selalu membuat hatinya berdebar. Adrian, sahabatnya bahkan gemas setengah mati.
Dan tepat di hari Senin Moses memberanikan diri, menyatakan perasaannya. Freya
mengangguk setuju, pun Anggia, gadis incaran Andrian, yang sudah berbagi loker
dengannya selama bertahun-tahun. Adrian dan Gia, pasangan paling romantis di
sekolah, kadang curi-curi cumbu, sering pula terpergok menggelar PDA (Public Display of
Affection) di lingkungan sekolah. Berbeda dengan Freya dan Moses. Bagi
Moses, pacaran tidak perlu umbar kemesraan, Moses dan Freya selalu menikmati
waktu diskusi bersama, baca buku di teras rumah, tapi sedikit demi sedikit rasa
pelik itu membisik di hati Freya. “Pengin gak sih, lo berharap punya cinta yang
lain? Yang meledak-ledak, yang bikin kaki lo lemes, yang bikin jantung gak
keruan?” (hlm. 31) Freya diam, apalagi saat Erik menggodanya. Lantas, apakah
Gia juga sungguh bahagia bersama Adrian?
____________
Novel ini
bercerita tentang jatuh cinta pada pacar sahabat sendiri. Tentang kisah di
bangku SMA. Masih dengan atribut-atribut saling gosip, silih
curhat, juga dengan sifat-sifat tokoh yang kontras.
“Remember When” juga punya gaya bercerita yang
sangat enak dinikmati, penokohan yang kontras satu sama lain, terlebih mengenai
sebuah status hierarki yang populer saat zaman SMA. Namun, gaya bercerita Winna
Efendi mungkin bisa menjadi sebuah kekurangan bagi tema “Remember When”. Dari
pembawaan bahasanya, gaya bahasa Winna memang terkenal lekas, tidak
bertele-tele, tapi juga tenang dan tidak terburu-buru, sehingga dirasa lebih
cocok jika digunakan dalam naskah yang bersetting dunia orang dewasa. Berbeda
dengan “Remember When”, memang masih asyik untuk dibaca, tapi mungkin agak
sedikit membanting karakter-karakternya untuk ditempatkan dalam balutan seragam
putih-abu.
tapi itu bukan sebuah kekurangan yang fatal
kok, “Remember When”. Poin plusnya lagi-lagi ada di gaya bercerita Winna
Efendi, lalu di plotnya yang simpel tapi tetap saja bikin penasaran hingga ke
lembar terakhir, terakhir untuk sampulnya.
Nama : Jehan Faulia T I
NPM :15214623